Oleh: Dr. Abdul Rosyid Teguhdin Hamid, M.Pd
“LANTANALUL ilma illa bi sittatin; dzaka’in (cerdas), wa hirshin (semangat), wa ijtihadin (sungguh-sungguh), wa bulghotin (biaya), wa irsyadi ustadzin (petunjuk guru), wa thulu zamanin (panjangnya waktu).”
Jakarta, www.istiqlal.or.id – Bulan Juli adalah bulan dimulainya belajar bagi pendidikan tingkat PAUD – SMA, kalau kita keluar rumah maka hilir mudik anak-anak berpakaian sekolah menuju tempat belajar, kemacetan juga disebabkan salah satunya karena berbarengan anak-anak sekolah keluar dari rumahnya, ada yang diantar oleh orang tuanya, diantar ojek online, bahkan ada yang menggunakan kendaraan sendiri, mulai dari sepeda, sepeda listrik, motor dan mobil.
Tujuan mereka hanya satu yaitu menghilangkan kebodohan. Ketika bodoh hilang maka ia akan menjadi anak yang pintar, ketika menjadi pintar maka anak itu dapat berusaha sendiri untuk mengubah hidupnya yang tadinya miskin menjadi kaya, yang tadinya malas menjadi rajin. Lalu sebenarnya apa keutamaan menuntut ilmu dalam Islam?
Menuntut Ilmu Adalah Kewajiban dalam Islam
Pertama, thalabul ilmu merupakan kewajiban dalam agama Islam, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam; “menuntut ilmu wajib atas setiap orang Islam”. Karena ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendapatkan wahyu adalah ayat tentang ilmu yakni Iqra (bacalah). Membaca adalah bagian menuntut ilmu (baca, tulis, hafal, faham). Waktu SD diajarkan cara membaca dengan metode CBSA (Cara belajar siswa aktif) salah satunya menggunakan buku “Belajar Membaca dan Menulis” yang isinya ada kalimat Ini Budi, ini ibu Budi.
Menuntut Ilmu Dapat Mengangkat Derajat
Kedua, mengangkat derajat. Janji Allah subhanahu wata’ala bahwa orang-orang yang menuntut ilmu derajatnya akan diangkat oleh Allah subhanahu wata’ala yang artinya:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
“Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,” (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadalah: 11).
Kalau ada yang mengatakan, “Untuk apa sekolah tinggi-tinggi kagak bekal mengubah nasib loh.” Jawablah dengan kata yang sopan “iya pendidikan tidak akan mengubah diri saya, tetapi akan mengubah pemikiran saya, kalau pemikiran saya berubah maka semua yang ada pada diri saya akan berubah.” Termasuk titel yang diberikan setelah menyelesaikan pendidikan, jadikanlah sebagai motivasi bahwa pendidikan yang saya raih adalah jerih payah menuju kesuksesan. Sukses itu adalah bagian beberapa derajat yang ada dalam surah Al-Mujadalah ayat 11.
Ilmu Adalah Bekal
Ketiga, penuntut ilmu harus memiliki bekal/modal sebagaimana perkataan Imam Asy-Syafi’i “lantanalul ilma illa bi sittatin; dzaka’in (cerdas), wa hirshin (semangat), wa ijtihadin (sungguh-sungguh), wa bulghotin (biaya), wa irsyadi ustadzin (petunjuk guru), wa thulu zamanin (panjangnya waktu).” Perkataan sang imam tentang bekal/modal menuntut ilmu harus dimiliki betul oleh para penuntut ilmu, karena ilmu itu bagaikan cahaya. Seumpama cahaya lampu yang menyinari ruangan bahkan sampai sebesar cahaya matahari yang menyinari seluruh alam.
Maka seseorang yang memiliki ilmu harus mampu menyinari orang-orang disekitarnya, jadilah cahaya yang jernih yakni setiap perkataan dan ucapannya benar-benar dari hati nurani yang paling dalam, cahaya yang suci bersih dari kata-kata kotor atau yang tidak enak di dengar, cahaya yang tidak menyilaukan perkataannya tidak menyakitkan dan menyebalkan, cahaya yang menyejukkan membuat di sekitar menjadi merasa aman dan damai.
Semoga ilmu yang Allah subhanahu wata’ala berikan menjadikan kita sebagai hamba yang bersyukur. Aamiin.
Sumber: Istiqlal.or.id